Pemkab Bone Masih Mendata Kerugian Akibat Banjir. -->

close
Klik 2x untuk menutup(x)
Selamat Datang Daeng Kajang di Kota Makassar

Pemkab Bone Masih Mendata Kerugian Akibat Banjir.

WATAMPONE,--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone masih melakukan pendataan kerugian akibat dampak banjir yang menimpa sejumlah wilayah di daerah tersebut, Kamis,  13 Juni lalu.

Pasalnya sejumlah desa atau kelurahan di kabupaten ini terendam banjir, diantaranya di Kecamatan Dua Boccoe, Ajangale, Mare, Sibulue, Cina, Lappariaja. Bahkan,  Jembatan  Sungai Werang di Desa Tempe, Kecamatan Dua Boccoe, ambruk akibat luapan air saat banjir melanda di desa itu.

Banjir pun menelan korban jiwa, informasi yang dihimpun, salah seorang warga Kelurahan Padaelo, Kecamatan Mare, Andi Rafiuddin, 65 tahun,  tewas akibat terseret arus banjir di  anak sungai di Desa Tellu Boccoe, Kecamatan Mare.

Kepala Bagian Humas Pemkab Bone, Bakhtiar mengatakan, pemerintah daerah masih melakukan pendataan terkait kerugian baik material dan non material akibat dampak banjir di daerah ini. "Pemerintah daerah masih melakukan pendataan kerugian akibat dampak banjir itu,"jelasnya, Jum'at,  14 Juni.

Tak hanya itu, ujar dia, Bupati Bone, Andi Fahsar M Padjalangi, menginstruksikan kepada sejumlah camat untuk mendirikan posko bencana banjir di wilayahnya masing-masing.
Posko itu untuk antisipasi banjir susulan atau untuk tempat evakuasi warga.

Saat dikonfirmasi terkait kerugian akibat kerusakan jembatan dan jalan di daerah ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Bone, Andi Ikhwan Burhanuddin, tidak berada di kantornya.

Sementara itu, salah seorang staff Bidang Bina Marga, H Jibang, mengatakan, pihaknya masih melakukan pendataan serta inventarisasi adanya dampak kerusakan jembatan atau jalan akibat banjir yang melanda sejumlah wilayah di daerah ini.
"Belum ada data lengkapnya karena masih melakukan pendataan,"ujar dia, saat ditemui di ruang kerjanya.

Mengenai  ambruknya Jembatan Sungai Werang di Desa Tempe, Kecamatan Dua Boccoe, Camat Dua Boccoe, Mustamin, mengatakan,  jembatan yang panjangnya 8 Meter, dengan lebar 5,2 meter itu ambruk akibat bantaran sungai di bawah jembatan terkikis akibat luapan air.

Menurut dia, ambruknya jembatan itu akses menuju sejumlah desa di Dua Boccoe terhambat, diantaranya akses menuju Desa Panyili dan Desa Mario. Dia menambahkan, pasca kerusakan itu warga yang dibantu TNI dan Polisi membuat jembatan darurat yang hanya dapat dilintasi kendaraan roda dua