Warga Protes BLSM -->

close
Klik 2x untuk menutup(x)
Selamat Datang Daeng Kajang di Kota Makassar

Warga Protes BLSM

WATAMPONE  -  Puluhan warga Lingkungan Ponceng, Kelurahan Manurunge, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone mendatangi kantor statistik di Jl DR Wahidin Sudirohusoda dan Kelurahan Manurunge di Jl Kawerang Watampoen, Senin (24/6) kemarin. Mereka mendatangi kantor tersebut untuk mempertanyakan dan memprotes Bantuan Langsung Sosial Masyarakat (BLSM).

Menurut Ida, warga Lingkungan Ponceng kalau BLSM yang merupakan pengalihan kenaikan harga BBM hanya isapan jempol belaka karena tidak tepat sasaran.

Bahkan puluhan warga miskin yang terdiri dari ibu rumah tangga (IRT) yang membawa serta anak-anaknya tersebut marah di kantor Kelurahan Mannurunge lantaran tidak menerima atau tidak masuk dalam daftar penerima dana BLSM yang dijanjikan pemerintah kepada warga miskin sebagai pengalihan subsidi BBM.

Warga menilai dari daftar penerima dana BLSM yang telah dikeluarkan tidaklah tepat sasaran pasalnya, banyak diantara mereka yang masuk kategori menengah keatas yang mendapatkan dana BLSM sementara buruh kasar malah tidak mendapatkannya.

"Jangankan saya, iparku juga tidak dapat padahal dia kasihan tidak ada suaminya baru anaknya empat orang kerja cuma cucipiring dan pakain saja di rumahnya orang padahal tetangganya yang pensiunan ABRI malah dapat padahal tiga motornya anaknya juga sudah kerja semua, beber Ida.

Hal senada diungkapkan pula Asma kalau ketiga anaknya tidak ada yang sekolah lantaran mereka tidak memiliki uang. "Suamiku cuma bantu orang jual ikan. Anakku tiga orang semuanya tidak sekolah karena tidak ada uang dan kenapa saya tidak dapat BLSM padahal saya ini orang miskin," ungkap Asma.

Sementara pihak kelurahan mengakui bahwa penyaluran dana BLSM tersebut merupakan langsung dari pemerintah pusat dan tidak ada kaitannya dengan pihak kelurahan serta mengambil data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011.

"Saya jelaskan bahwa pemerintah yang salurkan langsung melalui kantor pos dan datanya memang bukan data tahun 2013 tetapi data tahun 2011 yang diambil makanya amburadul karena data tahun 2011 saja itu kacau," kilah Andi Nurjannah Tinggi, Lurah Mannurungnge