Fakta Mengerikan Pembunuhan Enno Hingga Alasan Pelaku Gunakan Cangkul -->

close
Klik 2x untuk menutup(x)
Selamat Datang Daeng Kajang di Kota Makassar

Fakta Mengerikan Pembunuhan Enno Hingga Alasan Pelaku Gunakan Cangkul

Pelaku pembunuhan sadis di tanggerang.
KAREBAONLINE.COM, TANGGERANG-- Pembunuhan paling sadis di Tangerang, dengan kondisi korban (maaf) gagang pacul dimasukkan ke dalam kemaluan gadis, akhirnya terungkap. Enno Fariah alias EF (18), korban pembunuhan di Dadap Kabupaten Tangerang, hasil penyidikan sempat diperkosa oleh tersangka secara bergiliran.

Identitas tersangka adalah Rahmat Arifin alias Arip (23), karyawan buruh di satu pabrik yang sama dengan korban, Imam Harpiadi alias Imam (23), pemuda yang sering nongkrong di dekat mes korban dan RAL alias Alim (15), siswa kelas 2 di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kosambi, Kabupaten Tangerang.

"Korban dibekap pakai bantal oleh salah satu tersangka hingga lemas. Setelah lemas, mereka memerkosa korban secara bergantian," tutur Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, AKBP Sutarmo, Senin 16 Mei lalu.

Para pelaku membunuh dengan cara menancapkan pacul ke bagian alamat kelamin korban. Fakta mengerikan dari kepolisian yakni saat pacul ditancapkan (maaf) ke dalam kemaluan, Enno Fariah masih dalam keadaan hidup.

"Takut korban saat tersadar akan melaporkan, ketiganya membunuh dengan menancapkan pacul ke bagian alat kelamin korban," kata dia.

Semula ketiga pelaku ingin membunuh korban menggunakan pisau. Namun, karena tak ada pisau, dan hanya menemukan pacul, maka benda itu digunakan untuk menghabisi nyawa korban. Saat salah satu tersangka mengecek ke dapur untuk mencari pisau, ternyata tak ditemukan. Lalu, tersangka keluar kamar untuk mencari benda lain selain pisau dan berhasil menemukan cangkul yang berada tak jauh dari kamar korban.

"Pacul itulah alat yang digunakan ketiga tersangka untuk menghabisi korban," tambahnya.

Aparat kepolisian telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka kasus pembunuhan Enno Parihah alias EF (18). Para tersangka diduga membunuh EF karena permasalahan asmara. Menurut pengakuan para tersangka, mereka bekerjasama saat membunuh EF. Mereka mengenal saling mengenal dengan korban. Pelaku berusia lebih muda daripada korban. Status pelaku itu masih pelajar SMP.

Pada waktu yang sama, aparat kepolisian turut membawa Mahfudoh, ibu kandung Enno, dan Dita, kakak kandung Enno. Mereka dijemput aparat kepolisian di kediaman Kampung Bangkir RT/RW 12/003 Desa Pengandikan Lebakwangi Kabupaten Serang pada hari Minggu sekitar pukul 04.00 WIB.

Aparat kepolisian tak menjelaskan kepada mereka tujuan membawa ke Mapolda Metro Jaya. Mereka pun belum menerima informasi pelaku pembunuhan Enno telah tertangkap. Pihak keluarga merasa penasaran seperti apa wajah pelaku yang telah tega membunuh.

Mahfudoh terakhir kali bertemu dengan Enno saat sang buah hati pulang ke kampung halaman di Pengandikan Serang, Jumat 6 Mei lalu. Fikri, ayah Enno mengantar anaknya pulang dari tempat kos di Dadap Kabupaten Tangerang.

Di kesempatan itu, Enno bercerita sempat bertengkar dengan seorang wanita. Dia mengaku pertengkaran itu terjadi di pabrik tempat Enno bekerja di PT Polyta Global Mandiri. Eno mengatakan kepada orang tuanya, dia sedang tertawa saat perempuan itu lewat dihadapannya. Mahfudoh menduga perempuan itu tersinggung kepada anaknya.

"Dia pulang terakhir pas Jumat yang ada libur panjang. Pada Jumat minggu ini meninggal. Dia cerita habis berantem dengan perempuan. Dia cerita, tetapi tak bilang alasan apa. Enno diancam. Enno diseret keluar," kata dia.

Lalu, Enno sempat mengatakan kepada ibunya; "Kasar tidak dapat halus dikerjain," kenangnya tanpa mengerti apa maksud ucapan anaknya. Mahfudoh mempunyai firasat akan kehilangan anak keempat dari tujuh bersaudara itu. Firasat berupa mendengar suara burung hantu di sekitar tempat tinggal dan tingkah laku berbeda dari Enno.

Sebelum pulang untuk terakhir kali, Enno sempat menelepon ibunya. Dia mengatakan ingin membawa sesuatu untuk orang rumah, demikian mengutip media online, Rabu (18/5/2016). (*)